Program Sekolah
Pembelajaran teaching factory adalah model pembelajaran di SMK berbasis produksi/jasa yang mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku di industri dan dilaksanakan dalam suasana seperti yang terjadi di industri.
Implementasi teaching factory di SMK Negeri 12 Garut pada kompetensi keahlian agribisnis tanaman pangan dan hortikultura menjembatani kesenjangan kompetensi antara kebutuhan industri, dan kompetensi yang dihasilkan oleh SMK.
Pelaksanaan teaching factory melibatkan pihak industri, pemerintah daerah dan stakeholders :
- PT Horti Agro Mikro : kerjasama dalam pengembangan kurikulum, Praktik kultur jaringan, Uji Kompetensi Keahlian, Praktik Kerja Lapangan/PRAKERIN, serapan alumni untuk bekerja di PT HAM
- Dinas Pertanian Kabupaten Garut di UPT Balai Benih Hortikultura di Kecamatan Cisurupan : kerjasama dalam Praktik Kerja Lapangan/PRAKERIN dan pembinaan praktik wirausaha pada kegiatan Sekolah Pencetak Wirausaha
- PT Agro Jabar (BUMD Provinsi Jawa Barat) : kerjasama dalam Praktik Kerja Lapangan/PRAKERIN dan Agropreuneur siswa dalam kegiatan unit bisnis dalam agribisnis stevia. Dimana PT Agro Jabar akan menyediakan sarana produksi pertanian dan bimbingan teknis dalam agribisnis stevia dan hasilnya akan dibeli oleh PT Agro Jabar untuk memenuhi kebutuhan DUDIKA PT Sido Muncul
- Safena Florist (Almuni SMKN 12 Garut) : kerjasama dalam Praktik Kerja Lapangan/PRAKERIN pada bidang agribisnis tanaman hias krisan.
- Unit Bisnis ATPH sesuai dengan SDA yang tersedia pada lahan praktik adalah agribisnis padi sarinah. Produksi dari mulai pengolahan tanah sampai tahapan pasca panen dilakukan oleh siswa/siswi SMKN 12 Garut. Sedangkan produknya dibeli oleh alumni SMKN 12 Garut sebagai penampung/bandar.
- PT ESWINDO (PT East Weest Indonesia/Panah Merah) : Kerjasama Demplot Allium Technology, Pengembangan Kurikulum, Praktik Kerja Lapangan/PRAKERIN dan BKK Alumni.
- PT. Mutiara Bumi : merupakan kerja sama yang baru akan dirintis dalam bidang agribisnis labu madu.
Penerapan teaching factory di SMKN 12 Garut diharapkan dapat mendorong terbangunnya mekanisme kerjasama antar SMK dan DUDI yang saling menguntungkan, sehingga SMK akan selalu mengikuti perkembangan industri/Jasa secara otomatis dalam transfer teknologi, manajerial, perkembangan kurikulum, PKL/prakerin dan serapan alumni oleh DUDIKA.
Selain itu arah pengembangan TEFA juga didasarkan pada pemilihan potensi unggulan daerah garut sebagai salah satu langkah dalam turut serta mengembangkan strategi akselerasi pembangunan daerah dengan potensi wilayahnya. Secara analisa usaha agribisnis semua kerja sama memenuhi kelayakan usaha secara ekonomis (BEP dan BC Ratio) karena semua produk telah memiliki pasar yang siap menampung dengan harga yang stabil dan disepakati oleh pihak SMKN 12 Garut dan DUDIKA.