Riza Sri Rahayu, S.P
Sahabat milenial, apakah kamu suka bercocok tanam ? sudah tahu cara pemupukan yang benar pada tanaman ? sudah tahu cara membuat pupuk kompos dari sisa- sisa daun /sampah organik ?
Mudah loh caranya. Yuk kita pelajari pada artikel ini !
Pupuk organik adalah pupuk dengan senyawa organik, yang merupakan hasil pelapukan bahan – bahan organik dan biasanya mempunyai kandungan hara yang rendah. Pupuk ini juga membantu untuk mempertahankan keadaan fisik pupuk yang baik bila dicampurkan dengan pupuk lain, sehingga memudahkan penyebarannya.
Keunggulan pupuk organik :
- Pupuk organik mengandung unsur hara yang lengkap, baik unsur hara makro maupun mikro.
- Pupuk organik mengandung asam – asam organik
- Pupuk organik mengandung makro dan mikro organisme tanah yang mempunyai pengaruh sangat baik terhadap perbaikan sifat fisik tanah dan sifat biologis tanah.
- Memperbaiki dan menjaga struktur tanah
- Membantu menjaga kelembaban tanah, aman dipakai dalam jumlah besar
- Tidak merusak lingkungan
Kekurangan pupuk organik :
- Kandungan unsur hara jumlahnya kecil, sehingga jumlah pupuk yang diberikan harus relatif banyak.
- Reaksi atau respon tanaman terhadap pemberian pupuk organik tidak sesepektakuler pemberian pupuk buatan.
Kompos merupakan salah satu jenis pupuk organik yang sudah ada sejak lama. Pengertian kompos adalah bahan – bahan organik yang sudah mengalami proses pelapukan karena terjadi interaksi antara mikroorganisme atau bakteri pembusuk yang bekerja di dalam bahan organik tersebut.
Bahan organik adalah semua bahan yang berasal dari mahluk hidup. Dengan demikian bahan organik yang bisa digunakan sebagai pupuk kompos dapat berupa rumput, jerami, sisa ranting, dan dahan, kotoran hewan, bunga yang rontok, air kencing hewan ternak, serta bahan organik lainnya. Bahan organik merupakan bahan – bahan yang dapat diperbaharui, di daur ulang, dirombak oleh bakteri – bakteri tanah menjadi unsur yang dapat digunakan oleh tanaman tanpa mencemari tanah dan air.
Pada dasarnya, proses pelapukan ini merupakan proses ilmiah yang biasa terjadi di alam. Namun, proses pelapukan secara alami ini berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama, bahkan bisa mencapai puluhan tahun. Untuk mempersingkat proses pelapukan, diperlukan adanya bantuan dari manusia. Jika proses pengomposan dilakukan dengan benar, proses hanya berlangsung selama 1 – 3 bulan saja, tidak sampai bertahun – tahun.
Cara pengomposan bahan organik secara konvensional
Sebelum kita memulai langkah – langkah pengerjaan, terlebih dahulu kita harus menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan ya !
Kira – kira alat dan bahan apa saja yang diperlukan ?
Tentu tidak sulit dan mudah didapatkan, yaitu :
Alat untuk membuat kompos
- Karung goni /plastik
- Timbangan
- Golok /pisau
- Sarung tangan
Bahan untuk membuat kompos
- Sisa – sisa daun /sampah organik
- Air secukupnya
- Kotoran ternak
- EM4 sebagai tambahan
Lalu bagaimana ?
Lakukan langkah – langkah di bawah ini :
- Siapkan Sisa – sisa daun /sampah organic yang akan diolah menjadi pupuk kompos
- Bahan yang akan digunakan dipotong – potong menjadi sekitan 3 – 5 cm, sehingga diperoleh ukuran bahan yang seragam
- Timbang semua bahan dengan berat masing – masing 1 bagian kecuali kotoran ternak 3 bagian
- Campurkan semua bahan dengan di aduk sampai homogen /merata sambil disiram air sampai pada saat campuran dikepal mengeluarkan tetesan air
- Untuk mempercepat proses pengomposan bisa ditambahkan starter mikroorganisme pembusuk (EM4) ke dalam campuran kompos tersebut
- Komposkan campuran bahan dengan cara menumpukan pada tanah /lantai setinggi 1 m
- Tutup dengan karung goni /plastik pada seluruh permukaan
- Proses pengomposan dapat berlangsung 2 sampai 3 minggu, tergantung dari jenis bahan
Akhiri proses pengomposan apabila telah memenuhi kriteria, suhu telah turun dan stabil, warna cokelat kehitaman, sebagian besar bahan telah lapuk, bau khas kompos.
Nah, mudah kan ?
Kalau semua langkah sudah dilaksanakan, maka kamu bisa langsung menggunakan pupuk organik ini untuk memupuk semua jenis tanaman yang kamu tanam.
